Kamis, 22 Maret 2012

Peringkat Tauhid


Mengingat bahwa tauhid memiliki peringkat-peringkat yang oleh para ulama telah diuraikan secara luas dalam buku-buku tentang akidah dan teologi, yaitu:

1. Tauhid dalam zat Allah

Tauhid dalam zat Allah ialah bahwa Allah SWT adalah Esa, tak ada yang menyamai-Nya dan Tak ada padanan bagi_Nya .

Dalil:

“Dia adalah pencipta langit dan bumi. Dia menjadikan bagi kamu dari jenis kamu sendiri pasangan-pasangan pula; dijadikan-Nya kamu berkembang-biak dengan jalan itu. Tidak ada sesuatu yang serupa dengan Dia, dan Dialah yang Maha Mendengar lagi Mha Melihat.” (QS. 42:11)

“Dialah Allah yang Maha Esa lagi Maha Mengalahkan”(QS. 39:4)

“Dialah (Tuhan ) yang Maha Esa lagi Maha Perkasa. ”(QS. 13: 16)

2. Tauhid dalam penciptaan(Khaliqiyah)

Tauhid dalam penciptaan(Khaliqiyah) adalah tidak adanya “Pencipta (Khaliq) yang sebenarnya “ dalam wujud alam semesta ini selain Allah, dan tidak ada pelaku yang bertindak sendiri dan merdeka sepenuhnya selain Allah. Segala sesuatu di alam raya inibaik yang berupa bintang-bintang, bumi gunung-gunung, lautan, logam, awan, guruh, petir, tetumbuhan, pepohinan, manusia, hewan, malaikat jin maupun segala sesuatu lainnya yang biasa disebut sebagai ‘pelaku’ atau ‘penyebab’ hakikatnya adalah benda-benda (maujudat) yang tidak dapat bertindak sendiri secara sempurna, dan tidak memiliki pengaruh yang mandiri sepenuhnya.

Segala pengaruh yang dinisbahkan kepada maujudat itu, tidaklah berasal dari zat-zatnya sendiri secara merdeka dan mandiri, tetapi semua pengaruh itu bermuara pada Allah SWT. Dengan demikian segala sebab dan akibat, kendatipun adanya keterkaitan antara kedua-duanya adalah mahluk(hasil ciptaan) Allah SWT. Kepada-Nyalah bermuara segala sebab. Dialah yang melimpahkan semua itu kepada segala benda, dan Dia pulalah yang mencabut semua itu dari segala benda jika diinginkan oleh-Nya. Dalilnya dari firman Allah, disamping dalil-dalil aqliyah:

“Katakanlah, Allah adalah Pencipta segala sesuatu.” (QS13:16)

“Allah menciptakan segala sesuatu dan Dia memelihara segala sesuatu; tiada tuhan melainkan Dia, Pencipta segala sesuatu. Maka sembahlah Dia.” (QS 40:62)

“Yang demikian itu Allah, Tuhan kamu; tidak ada tuhan selain Dia, Pencipta segala sesuatu. Maka sembahlah Dia.” (QS)

Adapun tentang bukti-bukti aqliyah mengenai tidak adanya pencipta (khaliq ) yang sebenarnya selain Allah dapat dibaca dalam buku tentang akidah dan ilmu kalam.

3. Tauhid dalam Rububiyah dan pentadbiran

Tauhid dalam Rububiyah dan pentadbiran adalah bahwa alam raya ini diatur oleh mudabbir (pengelola), Pengendali tunggal, tak disekutui oleh siapapun dan apapun dalam pengelolaan dan pentadbiran-Nya. Dialah Allah (Maha suci Dia) Pengelola alam semesta ini. Adapun pentadbiran para malaikat serta semua sebab (lantaran) saling berkaitan, tidak lain adalah atas perintah-Nya (Subhanahu wataala).

“Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah, yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, kemudianIa bersemayam di atas ‘Arsy untuk mengatur segala urusan. Tiada seorang pun yang akan memberi syafaat kecuali sesudah ada keizinan-Nya. Itulah Allah, Tuhan kamu. Maka sembahlah Dia. Apakah kamu tidak mengambil pelajaran?” (QS. 10:3)

4. Tauhid dalam penetapan Hukum dan Perundang-Undangan

Tauhid dalam penetapan Hukum dan Perundang-Undangan adalah membatasi hak kekuasaan yuridiksi dan kedaulatan hukum tertinggi hanya bagi Allah saja.

“Apakah hukum jahiliah yang mereka kehendaki? Dan hukum siapakah yang lebih baik daripada hukum Allah bagi orang-orang yangyakin.” (QS. 5:50)

Ayat ini membagi hukum dan perundang-undangan yang berkuasa menjadi dua, yaitu perudang-undangan ilahiah dan perundang-undangan jahiliah. Dan mengingat bahwa hukum buatan manusia bukan hukum ilahiyah. Hal ini menunjukkan bahwa haram hukumnya penyusunan suatu perundang-undangan yang menyalahi kehendak Allah dan dibuat tanpa seizinnya.

5. Tauhid dalam ketaatan

Tauhid dalam ketaatan adalah tiadanya siapapun yang wajib ditaati secara mutlak kecuali Allah SWT. Dialah satu-satunya yang wajib ditujukan ketaatan kepada-Nya.

Ketaatan kepada Nabi, ulil amri, kedua orang tua, dan lainnya semuanya itu hanya karena izin dan perintahnya.

“Maka bertakwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu, dan dengarlah serta taatlah, dan nafkahkanlah nafkah yang baik untukmu.” (QS. 64:16)

Kemudian Alquran juga menegaskan bahwa para nabi tidaklah ditaati kecuali seizin Allah SWT seperti dalam firman-Nya:

“Dan Kami tidak mengutus seorang rasul melainkan untuk ditaati dengan seizin Allah.”(QS 4:64)

6. Tauhid dalam Hal Kekuasaan Pemerintahan

Tauhid dalam Hal Kekuasaan Pemerintahan adalah setiap pemerintahan dalam masyarakat.

7. Tauhid dalam Ibadah

Tidak ada komentar: